Developer

Potensi developer Indonesia untuk menciptakan suatu kreasi aplikasi dinilai sudah mumpuni. Bahkan sudah ada developer lokal yang dapat membuat aplikasi kelas dunia untuk customer di pasar global.

Menurut Ronnie A. Dumaguin, Dynalabs Division Head, dengan kemampuan yang dimilikinya, developer Indonesia punya peluang besar untuk menciptakan aplikasi yang menarik dan bermanfaat. Aplikasi tersebut jika sudah sukses bisa saja menarik minat investor asing untuk kemudian diakuisisi.

Termasuk jika berbicara pasar aplikasi mobile yang kini tengah meraksasa. Di BlackBerry World, Indonesia mempunyai kontributor terbesar di Asia. Termasuk untuk pasar aplikasi iOS, Indonesia juga disebut berkontribusi di 10 besar Asia.

"Juga karena secara tidak kelihatan (tidak terpantau oleh sorotan media), ada beberapa developer dari Indonesia yang ternyata aktif dalam forum-forum open source yang mempunyai kontribusi yang cukup besar di forum-forum tersebut," lanjut Ronnie, dalam keterangannya.

Developer pun tak perlu takut tak bisa meraup pendapatan dari aplikasi yang dibuatnya tersebut. Peluang itu tentu saja masih sangat terbuka. Selama aplikasi tersebut unik secara konsep dan mempunyai fitur ataupun fungsi yang dibutuhkan dan secara bisnis menguntungkan para penggunanya.

"Aplikasi yang menarik, berguna dan berpotensi kepada masa depan komputasi sangat berpeluang untuk mendapatkan revenue. Sebagai contoh, Winston Damarillo pernah membuat aplikasi 'Gluecode' yang akhirnya dilirik dan dibeli oleh IBM dan aplikasi tersebut menjadi Webshpere Community Edition," lanjut Ronnie.

Selain Gluecode, software yang dibangun oleh Winston dan tim developernya yang berhasil dibeli perusahaan besar adalah Webtide yang diakuisisi Intalio dan Fuse yang menjadi LogicBlaze Fuse. Ketiga aplikasi tersebut adalah Open Source projects.